Pulau Jawa bisa tenggelam? Orang akan menjawab skeptis, “ah tidak
mungkin”. Namun jika kita berpijak pada pendapat para ahli kebumian
(geologi) tentu judul di atas bukan sekedar omong kosong. Sebuah ramalan
tentang tanah Jawa telah ada berabad-abad yang lalu. Khususnya mengenai
Kehancuran pulau Jawa setelah Seratus Tahun perang Sabil (hasil ramalan
Raja Kediri Jayabaya).
Hal ini sesuai dengan hukum Geologis, bahwa sewaktu-waktu bumi ini akan
mengalami pergeseran, baik akibat Gempa tektonik atau letusan gunung
berapi. Adapun faktor manusianya sendiri, akibat manusia banyak
melakukan kejahatan dan dosa besar lainnya. Sehingga energi negatif yang
beredar diserap oleh alam pulau jawa yang mengakibatkan ketidak
seimbangan pulau Jawa.
Pulau Jawa adalah sebuah kapal raksasa yang ditopang oleh suspensi yang
sangat besar. Suspensi ini yang selama ini meredam getaran lempeng
Samudera Hindia yang terus menerus mendorong Pulau Jawa ke arah utara.
Suspensi ini membentang dari timur Pulau Jawa hingga ke barat di dekat
Gunung Krakatau. Sama seperti suspensi mobil, suspensi Pulau Jawa juga
memiliki oli. Oli-nya suspensi Pulau Jawa adalah Lumpur Lapindo. Dan
yang berfungsi sebagai pegas adalahgas yang terperangkap bersama Lumpur
Lapindo. Ketika pengeboran Lapindo menembus lapisan gas, gas yang selama
ini menjadi pegas-nya Pulau Jawa mulai merembes keluar.
Rembesannya gas tidak lewat lubang sumur karena lubang sumur tertutup oleh ‘pelumas’ pengeboran, tapi merembes melalui lapisan tanah yang tidak dilapisi casing. Akibatnya berkurang gaya elastis yang mengimbangi energi potensial lempeng Samudra Hindia sehingga muncul lah gempa di Jogja. Pengeboran itu pula kini membuat system suspensi makin rapuh, hingga makin sering gempa terjadi di Pulau Jawa. Mengingat system suspensi membentang dari timur ke barat, maka tak heran jika gempa bergerak dari sebelah timur menuju ke barat. Mungkin akan sampai di Krakatau. Nah, kalau sudah sampai di krakatau, Jawa praktis tidak punya lagi sistem suspensi. Dorongan lempeng Samudra Hindia akan membuat Pulau Jawa makin miring ke arah selatan, akhirnya ambruk dan tenggelam.
Gempa yang sering terjadi di jawa dapat menyebabkan kerapuhan pada penyangga pulau (menjadi kosong atau tidak padat tanahnya) ditambah amblasnya tanah di sekitar sidoarjo akibat lumpur lapindo. Hasil penelitian telah menunjukkan berkurangnya kepadatan dalam tanah di pulau jawa. Indikasinya adalah jika terjadi hujan tiga jam tanpa henti, sedikitnya ada 500 desa di Jawa yang tenggelam, kalau enamjam maka lebih dari 1.000 desa akan kebanjiran. Di Jakarta ini hujan yang turun selama dua jam saja, beberapa daerah di kota Jakarta ini akan terendam air. Jika pemerintah tidak serius untuk segera membenahi lingkungan di negeri ini, maka pada tahun 2020 pulau Jawa bisa tenggelam.
Persis kayak ramalan Joyoboyo, wong jowo kelangan jawane alias Orang Jawa kehilangan (Pulau) Jawa-nya! Waaah..........mengerikan juga ya bray, ulah para manusia yang serakah mengeruk kekayaan alam tanpa memperhatikan dampak dari semua itu.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar