Bicara tentang Polisi Lalu Lintas atau Pollantas memang menarik untuk dibahas, hampir disetiap jejaring sosial maupun media internet sering kita jumpai tentang hujatan,makian,dan sesuatu hal yang intinya memprotes perilaku institusi yang satu ini. Memang tidak bisa dipungkiri kalau di negara indonesia, satuan Pollantas sering kali melakukan
hal-hal yang merugikan para pengendara,dan yang lebih gila lagi yaitu sering kali memeras bahkan menjebak para pengendara dijalan raya dengan embel-embel tilang, sungguh sesuatu hal yang sangat tidak profesional banget.
hal-hal yang merugikan para pengendara,dan yang lebih gila lagi yaitu sering kali memeras bahkan menjebak para pengendara dijalan raya dengan embel-embel tilang, sungguh sesuatu hal yang sangat tidak profesional banget.
Sejauh pengamatan saya sendiri maupun cerita dari teman-teman didunia maya, dari tahun ke tahun perilaku SatPollantas Republik Indonesia memang tidak pernah mengalami perubahan, malah semakin menunjukan eksistensinya sebagai lembaga yang menebar keresahan bagi warga sipil khususnya para pengendara dijalan raya. Seperti halnya kasus yang kemarin hangat diberitakan dimedia cetak maupun televisi yaitu tentang kasus suap pollantas dipulau bali terhadap turis asing.
Memang sih setiap kali petinggi polri ceramah didepan media,mereka berjanji akan memperbaiki diri tapi kenyataan dilapangan tetep aja masih banyak praktek-praktek penyelewengan oleh sejumlah oknum. Banyak yang berpendapat adanya perilaku mereka yang meresahkan warga sipil tersebut terjadi karena efek dari pertama perekrutan anggota polisi. Sudah menjadi rahasia umum kalau mau masuk menjadi anggota polisi harus membayar sejumlah uang yang tidak sedikit jumlahnya atau dengan kata lain harus menyuap dengan sejumlah uang yang cukup banyak, dan bagi mereka yang tidak punya uang untuk membayar maka bisa dipastikan akan gagal masuk menjadi bintara polisi.
Selain mahalnya biaya masuk menjadi bintara polisi, selama menjalani pendidikan,tak jarang menerima hal-hal seperti perpeloncoan dan hal itu menurut saya sih wajar dan sah-sah saja karena polisi tuh memang harus dididik dengan tingkat displin tinggi. Mungkin karena itulah setelah menjadi polisi,mereka seperti tidak punya moral dan cenderung mengeruk uang sebanyak-banyaknya untuk balik modal. Ada juga yang bilang kalau hal tersebut dilakukan karena mereka diharuskan oleh pimpinan mereka untuk setor secara berkala atau dengan kata lain harus memenuhi target,tapi target disini bukan pelanggaran melainkan uang hasil memeras/menjebak pengendara dengan embel-embel tilang.
Dan hal paling saya heran serta saya benci yaitu para pollantas seringkali tidak sesuai aturan dan himbauan dari kapolri dalam melakukan razia dijalan, sebagai contoh banyak saya jumpai satpollantas melakukan razia ditempat sepi, ditikungan jalan, ditikungan dekat jembatan seperti yang tadi saya lihat, tidak memasang rambu atau tanda kurang lebih seratus meter dari tempat dilakukannya razia tersebut, dan masih banyak lagi hal-hal yang diabaikan oleh penegak hukum jalan raya ini.
Lalu pertanyaan saya, jika mereka saja tidak mentaati peraturan, bagaimana mungkin mereka mewajibkan warga sipil mentaati aturan.????
Tidak ada komentar:
Posting Komentar