Mengadili Persepsi

Kehidupan ini memang begitu dinamis,setiap detik setiap menit,jam, hari,bulan, tahun, pasti terjadi perubahan-perubahan disekitar kita sekecil apapun itu. Di kehidupan ini banyak sekali ilmu dan pengetahuan yang dapat kita gali untuk dapat me
nunjang kehidupan kita ataupun hanya sekedar menambah wawasan kita, yang semua itu tidak akan pernah habis sampai ahir dunia.
Bicara masalah persepsi,kita mungkin tidak asing lagi dengan kata tersebut dalam kehidupan kita. Sejauh pengamatan saya dilingkungan saya maupun dinegara saya ini,sering kali persepsi dijadikan alat untuk menilai maupun menghancurkan sesuatu hal. Saya sedikit tertarik membahas tentang adanya tindakan "mengadili persepsi" ditengah-tengah kehidupan kita.

Salah satu band hardcore SERINGAI juga sempat menuangkannya dalam sebuah lagu yang berjudul "mengadili persepsi" yang kira-kira liriknya seperti ini:

Selamat datang di era kemunduran,
pikiran tertutup jadi andalan.
Praduga tumbuh tenteram,
menghakimi sepihak, sebar ketakutan.

Membakukan persepsi, bukan jadi jawaban
atau gagasan bijak.
Selangkah maju ke depan,
empat langkah ke belakang,
kita takkan beranjak.

Mereka, bermain Tuhan.
Merasa benar, menjajah nalar.
Dan kalau kita membiarkan saja, anak kita berikutnya.

Individu, individu merdeka
Individu, individu merdeka
Individu, individu merdeka
Individu, individu merdeka!

Selamat tinggal, era kemajuan,
lupakan harapan dan kehidupan.
Menjauh dari akar masalah,
mendekatkan kepada kebodohan yang dipertahankan.

Privasi. Seni.
Siapa engkau yang menghakimi?
Masih banyak masalah, dan lebih krusial,
tidak bicara asal.

Mereka bermain Tuhan.
Merasa benar, menjajah nalar.
Dan kalau kita membiarkan saja, anak kita berikutnya.
Berikutnya….

Sudahkah merdeka??
Sudahkah dirimu merdeka??

Individu, individu merdeka
Individu, individu merdeka
Individu, individu merdeka
Individu, individu merdeka!


Sebuah lagu yang asik menurut saya, dan kadangkala itu memang terjadi dalam kehidupan disekitar kita,baik dilingkungan keluarga maupun kehidupan bermasyarakat. Seringkali orang hanya mendengar sepotong-sepotong dan kemudian dijadikan sarana untuk menghakimi sepihak,membunuh karakter seseorang dan bahkan yang lebih parah lagi memvonis seseorang bak seorang hakim.
SUDAHKAH KALIAN MERDEKA.????!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar