Jika mengingat kejadian bulan februari lalu, sungguh suatu pelajaran berharga buat saya dan kita semua, terutama buat orang-orang yang selalu menyepelekan waktu shalat dan lebih mengutamakan urusan duniawi. Tidak bisa kita pungkiri bahwa uang sangat vital dalam kehidupan ini sehingga banyak orang yang mengatakan bahwa waktu adalah uang. Tak jarang dari kita begitu menghambakan duniawi sehingga ajaran-ajaran agama kerap diabaikan dalam urusan dunia, ada juga yang menjalankan perintah agama tetapi dalam kenyataannya semua ibadah-ibadah mereka seakan tidak membekas dalam kehidupan mereka.
Dalam ajaran orang jawa tempo dulu, ada waktu-waktu dimana waktu-waktu tersebut sangat mereka perhatikan betul dalam kaitannya dengan aktifitas mereka didunia ini. Yang paling saya ingat yaitu waktu bedug atau jam 12 siang dan waktu sandekala atau sekitar jam 6 petang. Di dua waktu tersebut, orang tua kita terutama orang jawa, biasanya mengingatkan/melarang kita agar berhenti sejenak dari segala macam aktifitas.
Dulu saya pernah menggali lebih dalam apa maksud dari larangan tersebut karena saya adalah tipe orang yang tidak mudah patuh dengan aturan tanpa tahu tujuan pasti dan masuk akal. Kala itu saya mencoba melakukan pendekatan secara agama, ternyata tujuan dari larangan itu yaitu agar kita selalu ingat waktu untuk beribadah kepada Tuhan, kalau dari segi medis/kesehatan, di dua waktu tersebut yaitu waktu siang bolong dan waktu petang adalah dua waktu dimana diwaktu tersebut kondisi kebugaran dan psikologis manusia sedang berada di titik terendah atau sulit untuk fokus/konsentrasi dalam beraktifitas.
Mungkin itulah sebabnya orang tua kita terutama orang jawa jaman dulu selalu melarang kita untuk beraktifitas di dua waktu tersebut. Ternyata orang-orang jaman dahulu dalam setiap wejangannya tidak langsung memberitahu maksud dan tujuan larangan-larangan yang mereka lontarkan kepada kita. Mereka menggunakan bahasa yang sangat halus sehingga kita perlu kecerdasan untuk mengetahui maksud dari kalimatnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar