Takdir = Perkosaan.??

Tak terasa tujuh hari sudah saya menjalankan puasa bulan ramadhan dikampung halaman,ada rasa-rasa rindu untuk balik ke kota istimewa jogja,karena disana saya banyak sekali menemukan inspirasi-inspirasi dan hiburan-hiburan kususnya musik. Memang tak bisa dipungkiri hidup saya itu tidak bisa le
pas dari
musik,mau senang mau sedih hanya musiklah yang senantiasa menemaniku selama ini.

Beralih ke topik yang mau kita bahas yaitu tentang kehidupan yang fana ini, begitu banyak yang dapat kita pelajari. Dan sepertinya mempelajari kehidupan ini sama sekali tidak ada ujungnya,kadang kala kita mengalami keterpurukan,bencana,kesenangan,kegembiraan dan lain sebagainya yang semuanya itu mau tidak mau harus kita jalani apapun dan sepahit apapun itu,karena selama kita kita masih bernafas maka semuanya itu tidak akan pernah lari dari diri kita.


Sejauh yang saya amati dari setiap kehidupan ini,kata hati ternyata ada benarnya juga. Kadang kala kita sering sekali mengabaikan kata hati kita ketika kita sedang menghadapi musibah,kesulitan maupun apapun itu yang memojokan kita. Kita lebih sering mengikuti omongan orang lain dan mengebiri suara-suara hati yang keluar dari dalam diri kita yang pada ahirnya menyesatkan kita. Walaupun suara-suara hati yang positif sering kita rasakan tetapi karena kita memang sudah digariskan untuk seperti itu oleh Tuhan sehingga entah bagaimana pada ahirnya kita tidak dapat mengelak dari realita yang ada dan mengubur dalam-dalam pemikiran kita.

Jika kita mau merenungkannya, ternyata "kehidupan dan takdir itu ibarat perkosaan, jika kita tidak dapat melawannya maka nikmati saja".

Tidak ada komentar:

Posting Komentar