12 Rahasia Bisnis Rasulullah ( Part 1 )


Begitu banyak literatur tentang sejarah kehidupan Muhammad Rasulullah saw tapi literatur tersebut nyaris luput dalam mengulas sejarah-kepribadian Muhammad sebelum diangkat menjadi rasul. Hampir semua literatur membicarakan perjalanan Muhammad pada
usia 40 tahun ke atas. Padahal seorang Muhammad telah membangun reputasi pribadi dan bisnisnya sejak masih belia, jauh sebelum beliau diangkat menjadi rasul.


Muhammad pada masa kecil dan muda adalah pribadi unggul yang sukses dan gemilang dalam mendobrak "mental block", yaitu pikiran kebanyakan orang bahwa kesuksesan, kekayaan dan kejayaan adalah hak orang kaya, bermodal besar, terpandang, berdarah biru dsb.bahwa untuk mencapai kesuksesan, Muhammad berusaha dengan sungguh-sungguh. Bahkan dengan lelehan keringat, air mata dan darah jika perlu. Step by step Muhammad membangun bisnisnya, dimulai dari kegigihannya membangun personal reputation atau personal branding hingga memperoleh predikat Al Amin (sangat terpercaya) atau Mr.Clean.
Tak berlebihan jika Muhammad, oleh pakar bisnis kontemporer disebut spiritual marketer. Tidak hanya piawai menjual dan memproduksi produk nyata (tangible), tapi juga ahli memasarkan produk jasa atau ide yang tak nyata (intangible).

Berikut 12 rahasia bisnis Muhammad Rasulullah saw :
1. Rahasia pertama : Menjadikan bekerja sebagai ladang menjemput surga.
Sabda-sabda Rasulullah mengisyaratkan bahwa tidak hanya akhirat saja yang penting, tapi urusan dunia juga penting. Bukankah sebelum sampai ke akhirat, manusia harus melewati kehidupan dunia terlebih dahulu? Dengan bekerja keras itulah pintu surga makin mudah dibuka. Bukankah untuk menunaikan ibadah haji memerlukan kekayaan? Demikian juga untuk berzakat dan membangun tempat ibadah?

2. Rahasia kedua : Dalam dunia bisnis, kejujuran dan kepercayaan tak boleh ditawar sama sekali.
Muhammad tidak pernah membuat para pelanggannya komplain,tidak seperti pebisnis telekomunikasi atau operator seluler di indonesia yang gemar mengobral janji bahkan iklan-iklan yang menjebak konsumen. Beliau selalu menjaga janjinya dan menyerahkan pesanan tepat waktu. Senantiasa menunjukkan rasa tanggung jawab yang besar dan integritas yang tinggi dengan siapapun. Muhammad juga meyakini bahwa bisnis/dagang adalah “jalan tol” untuk meraih kesuksesan dunia.
Pada zamannya, beliau menjadi pelopor perdagangan berdasarkan prinsip kejujuran, transaksi bisnis yang fair dan sehat. Prinsip bisnis modern, seperti tujuan dan kepuasan pelanggan (customer satisfaction), pelayanan yang unggul (service excellence), kompetensi, efisiensi, transparansi, persaingan yang sehat dan kompetitif, telah menjadi gambaran pribadi dan etika bisnis Muhammad ketika masih muda.

3. Rahasia ketiga : Tak cuma bisa mimpi, tapi harus jago mewujudkan mimpi itu.
Semua orang memiliki impian, tapi sedikit yang benar-benar mau mengusahakan untuk meraih impiannya. Impian yang mereka miliki jauh sebelum terwujud telah dijegal lebih dulu oleh ketakutan-ketakutan yang mereka ciptakan sendiri.
Bagi Rasulullah, setelah memiliki impian, yang terpenting adalah BERTINDAK. Setelah beriman, baru beramal dan berbuat baik. Itulah konsepnya.

4. Rahasia keempat : Berpikir visioner, kreatif dan siap menghadapi perubahan.
Dalam dunia bisnis, kreativitas seperti sebuah mata air. Jangan biarkan sumbernya mengering. Orang kreatif adalah orang yang berani mengambil resiko.
Segala sesuatu yang ada selalu berubah, di dunia ini tidak ada sesuatu pun yang tidak berubah. Oleh karena itu, siapa pun yang tidak menyiapkan diri untuk menghadapi perubahan, maka dia akan tergilas kalah oleh perubahan tersebut. Orang yang hari ini lebih buruk dari kemarin, adalah orang yang celaka. Orang yang hari ini sama dengan kemarin, adalah orang yang rugi. Bila hari ini lebih baik dari kemarin, inilah orang yang beruntung. Sikap yang diharapkan ada pada seorang muslim, sehingga tidak akan pernah tertinggal. Selalu antisipatif terhadap perubahan dan siap menyikapi perubahan.
 
Lima prinsip penting yang harus dipegang entrepreneur agar sukses berwirausaha :
a. Reputasi. Tidak ada kepercayaan, tidak ada bisnis.
b. Tumbuh dari bawah.
c. Konsentrasi, yang juga menuntut ketekunan.
d. Anti kerumunan. Bukan pengikut, ciptakan sesuatu yang berbeda.
e. Modal hanya pelengkap.

Silahkan Klik di SINI untuk melanjutkan ke Part 2

Tidak ada komentar:

Posting Komentar